1. Whole Language
Whole language adalah suatu pendekatan
pembelajaran bahasa yang menyajikan pembelajaran bahasa secara utuh atau
tidak terpisah-pisah. (Edelsky, 1991; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weafer,
1992, dalam Santosa, 2004). Para ahli whole language berkeyakinan
bahwa bahasa merupakan satu kesatuan (whole) yang tidak dapat dipisah-pisah
(Rigg, 1991). Oleh karena itu, pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen
bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan
dalam situasi nyata atau otentik. Pengajaran tentang penggunaan tanda baca,
umpamanya, diajarkan sehubungan dengan pembelajaran keterampilan menulis.
Demikian juga pembelajaran membaca dapat diajarkan bersamaan dengan
pembelajaran berbicara, pembelajaran sastra dapat disajikan bersamaan dengan
pembelajaran membaca dan menulis ataupun berbicara. Selain itu, dalam
pendekatan whole language , pembelajaran bahasa dapat juga disajikan
sekaligus dengan materi pelajaran lain, umpamanya bahasa-matematika,
bahasa-IPS, bahasa-sains, bahasa-agama. Pendekatan whole language
didasari oleh paham konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak membentuk
sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara utuh (whole
) dan terpadu (integrated ) (Robert dalam Santosa, 2004:2.3). Anak termotivasi
untuk belajar jika mereka melihat bahwa yang dipelajarinya memang bermakna bagi
mereka. Orang dewasa, dalam hal ini guru, berkewajiban untuk menyediakan
lingkungan yang Metodologi Pembelajaran menunjang untuk siswa agar mereka
dapat belajar dengan baik. Fungsi guru dalam kelas whole language berubah dari
fungsi desiminator informasi menjadi fasilitator (Lamme & Hysmith, 1993).
Ciri-ciri Kelas
Whole Language
Ada tujuh ciri yang menandakan kelas whole
language
A. Kelas yang menerapkan whole language
penuh dengan barang cetakan. Barang-barang tersebut kabinet dan sudut
belajar. Poster hasil kerja siswa menghiasi dinding dan bulletin board.
Karya tulis siswa dan chart yang dibuat siswa menggantikan bulletin
board yang dibuat oleh guru. Salah satu sudut kelas diubah menjadi
perpustakaan yang dilengkapi berbagai jenis buku (tidak hanya buku teks),
majalah, koran, kamus, buku petunjuk dan berbagai barang cetak lainnya.
B. Siswa belajar melalui model atau
contoh. Guru dan siswa bersama-sama melakukan kegiatan membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara.
C .
Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.
D. Siswa berbagi tanggung jawab dalam
pembelajaran. Peran guru di kelas whole language hanya sebagai
fasilitator dan siswa mengambil alih beberapa tanggung jawab yang biasanya
dilakukan oleh guru.
E. Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran
bermakna. Dalam hal ini interaksi guru adalah multiarah.
F. Siswa berani mengambil risiko dan
bebas bereksperimen. Guru tidak mengharapkan kesempurnaan, yang penting adalah
respon atau jawaban yang diberikan siswa dapat diterima.
G. Siswa mendapat balikan (feed back)
positif baik dari guru maupun temannya. Konferensi antara guru dan siswa
memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penilaian diri dan melihat
perkembangan diri. Siswa yang mempresentasikan hasil tulisannya mendapatkan
respon positif dari temannya. Hal ini dapat membangkitkan rasa percaya
diri. Dari ketujuh ciri tersebut dapat terlihat bahwa siswa berperan aktif
dalam pembelajaran. Guru tidak perlu berdiri lagi di depan kelas meyampaikan
materi. Sebagai fasilitator guru berkeliling kelas mengamati dan mencatat
kegiatan siswa. Dalam hal ini guru menilai siswa secara informal.
Penilaian dalam Kelas Whole Language
Dalam kelas whole language guru
senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Secara informal
selama pembelajaran berlangsung guru memperhatikan siswa menulis, mendengarkan
siswa berdiskusi baik dalam kelompok maupun diskusi kelas. Ketika siswa
bercakap-cakap dengan temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan.
Bahkan, guru juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu
istirahat. Kemudian, penilaian juga berlangsung ketika siswa dan guru
mengadakan konferensi. Walaupun guru tidak terlihat membawa-bawa buku, guru
menggunakan alat penilaian seperti lembar observasi dan catatan anekdot. Dengan
kata lain, dalam kelas whole language guru memberikan penilaian pada
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain penilaian informal,
penilaian juga dilakukan dengan menggunakan portofolio. Portofolio adalah
kumpulan hasil kerja selama kegiatan pembelajaran. Dengan portofolio
perkembangan siswa dapat terlihat secara otentik.
No comments:
Post a Comment